“Deeply in love with my man.
He always knows how to make me feel special.”
Dua kalimat yang pernah kutulis
di twitterku beberapa bulan lalu, sesaat setelah aku menyadari bahwa aku
benar-benar mencintaimu. Kau tahu, aku suka sekali dengan bahasa klise dan
sangat pasaran ini, “I love you for what you are.” Tanpa kau harus menjadi atau
seperti orang lain, aku telah dan akan mencintaimu meski setelah habis hari
ini.
Aku cinta semua hal sederhana
yang kau lakukan untukku. Membukakanku pintu mobil, melindungiku saat
menyeberang jalan, menggandeng tanganku saat berjalan bersama, membuka pintu
dan mempersilakanku masuk terlebih dahulu di manapun, meneleponku sesaat
setelah kita berpisah hanya untuk mengatakan “I miss you already,” menyempatkan
waktu saat jam istirahat kantor untuk menemuiku, selalu bersikeras mengantarku
pulang saat aku meninggalkan kotamu meski hanya sebatas sampai di pintu bis,
mendengarkan celotehan tak pentingku, serta menjawab ucapan “miss you”-ku
dengan kalimat “miss you more.” Aku cinta hal-hal itu, sederet hal yang
sederhana bagimu namun berarti banyak bagiku.
Ada ratusan atau mungkin ribuan
cerita yang terekam di ingatanku selama hampir satu tahun kebersamaan kita.
Cerita yang menyenangkan hati kita berdua, cerita yang menyenangkan hatiku tapi
tidak hatimu, cerita yang menyenangkan hatimu tapi hatiku terasa dihantam
keras, juga cerita yang tidak bisa diterima kedua hati kita. Aku begitu bangga dengan
bagaimana kita bisa melewati semua episode cerita itu sampai tiba di titik ini.
Aku begitu terkesan dengan bagaimana kau mampu membuatku bangga menunjukkan
pada dunia bahwa aku memilikimu. I’m proud to be with you. You?
8
Desember 2012
Nice writing balqis, like the way you write :)
ReplyDelete