Kau tahu, ada seratus pertanyaan berkejaran di pikiranku
saat ini. Seperti, apakah setiap kali kau melihatku sama dengan pertama kali
kau melihatku? Atau, apakah cara senyuman yang merebak di wajahmu untukku masih
sama seperti dulu? Apakah saat ini kau adalah penjahat bagi hidupku? Aku tahu
lebih daripada kebanyakan orang bahwa
penjahat tidak selalu bandit kejam memakai jaket kulit hitam dengan cap besar
di jidatnya, memperingatkan kita untuk menyingkir. Penjahat duduk di sebelah
kita di dalam bus. Mereka membungkus belanjaan kita, dan bahkan mengajar
anak-anakmu. Mereka kelihatan sama saja
seperti kita, dan justru karena itu mereka bisa melakukan kejahatan tanpa kau
tahu. Tapi tidak. Kau bukan penjahat. Pertanyaan-pertanyaan itu sekarang sedang
mengembara mencari jalan keluar dari tenggorokanku.
Dan saat ini, aku ingat satu ketika di mana air mataku bisa
menyelinap di atas pipiku, saat kau ada di hadapanku. Itu hanya karena betapa
aku ternyata cemburu padanya. Itu terasa seperti panas yang menjalar
menjelajahi tubuh. Lalu, kau memilih untuk menenangkanku. Aku terhenyak karena
perasaan bahwa meskipun aku tampak persis sebagaimana aku tampak, tetapi aku
seperti gelembung sabun yang akan langsung lenyap kalau aku terlalu dekat
padamu.
Aku harus mengakui bahwa ada saat-saat aku ingin sekali
menjadi gadismu. Seperti ketika kau memanggil seseorangmu dengan panggilan
khusus, seperti ketika aku harus diam tak bersuara dan mendengarkan
pembicaraanmu di telepon dengannya, seperti ketika aku dipisahkan ratusan kilometer
darimu sedang aku tahu kau bersamanya. Tetapi sebanyak aku melihat senyumanmu,
atau menghirup aroma parfummu, atau bahkan mendengarmu meminta izinku untuk
menyalakan rokok saat aku ada di sampingmu, masih juga ada ribuan saat yang
bukan milikku.
Lintang dan bujur kita tak berubah jauh, meski rotasiku
masih berporos padamu, namun kutemukan ada planet lain yang mengorbit dan
berotasi mengelilingimu. Ada seseorang yang telah menanam senyum yang telah
mengusik ruang imajimu. Dia.
Ciamis, Agustus 2011
Inspired by my friend’s story. First published on Facebook.
No comments:
Post a Comment